Rakor Satgas Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Riau
Bertempat di Aula Hangtuah BSIP Riau digelar Rapat Koordinasi Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Riau secara Hybrid, Selasa (11/6/2024).
Rakor dihadiri oleh Direktur Buah dan Florikultura selaku Pj. PAT Provinsi Riau Dr. Liferdi Lukman, SP., M.Si, Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi Riau, Ir. Syahfalefi, M.Si, Pasiter Korem 031 / wirabima Mayor Inf. Marwan Parapat, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Kepala BSIP Riau Dr. Shannora Yuliasari, STP., MP, Kepala Dinas dan Kabid Pangan Kabupaten Kota se Provinsi Riau, Dandim, Penyuluh dan para LO Kabupaten/Kota dari BSIP Riau.
Pj. PAT Provinsi Riau dalam arahannya menyampaikan bahwa keadaan pangan saat ini sedang tidak baik baik saja. Ancaman krisis pangan sudah menjadi permasalahan dunia. Banyak produsen beras dunia seperti Vietnam, China, Thailand saat ini sudah mengalami defisit. Untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya perlu usaha untuk meningkatkan produksi salah satunya dengan adanya progam antisipasi darurat pangan.
Melalui program ini dapat juga dijadikan oleh Provinsi Riau sebagai momentum untuk swasembada pangan, karena hingga saat ini baru 20% dapat memenuhi kebutuhan pangan Riau.
Pj. PAT berharap dukungan dan kontribusi semua pihak dengan kebersamaan dan kekompakan dapat meningkatkan produksi dan mengatasi defisit pangan di Provinsi Riau.
Menurut Kadis PTPH Provinsi Riau salah satu penyumbang inflasi yang cukup tinggi di Provinsi Riau adalah sektor tanaman pangan terutama beras dan padi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produksi dimana produktivitas di Provinsi Riau baru 4,2 ton/ha dari luas tanam 53.000 ha.
Kadis juga mengatakan tentang peningkatan produksi salah satunya adalah dengan peningkatan luas tanam, namun hal ini sangat ditentukan banyak hal seperti infrastruktur berupa lahan yang ada dan saat ini sudah ada program Oplah seluas 3.300 ha di Provinsi Riau. Persoalannya saat ini banyak infrastruktur yang rusak.
Selain itu diperlukan pemetaan dan pendekatan di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau terkait Indeks Pertanaman (IP), pembenahan infrastruktur dasar dan Survey Investigasi Desain (SID) pada daerah pinggir sungai.
Perbenihan juga menjadi permasalahan dalam peningkatan produksi banyak petani yang masih menggunakan benih biasa bukan benih unggul. Kemudian lahan di Riau sebagian besar adalah lahan semi pasang surut dan rentang waktu yang singkat antara MT 1 dan MT 2 sangat memerlukan alsin berupa mesin panen dan pengolahan lahan sehingga dapat memudahkan petani.
Selanjutnya diperlukan juga pompa air dimana untuk lahan lahan di Provinsi Riau pompa ini menjadi 2 fungsi untuk membuang dan memasukkan air, karena saat musim hujan lahan kebanjiran dan musim kemarau lahan kekeringan.
Kadis berharap dukungan semua pihak untuk mendorong petani dapat meningkatkan luas tanam sehingga dapat mengatasi defisit dan dapat mengantisipasi dampak elnino.
"Kita ketahui ada 3 persoalan dengan resiko yang tinggi yang harus diselesaikan yaitu gagal tanam, gagal panen dan gagal jual" ujar Kadis.
Pada rakor ini dipaparkan beberapa materi antara lain peran Korem 031 Wirabima dalam meningkatkan produktivitas pangan di Provinsi Riau oleh Pasiter Korem 031 Wirabima, Dukungan dan strategi pencapaian tumpang sisip padi gogo leh Disbun Prov. Riau, Permasalahan dalam pencapaian PAT di Provinsi Riau oleh Kepala BSIP Riau, Dukungan benih dan saprodi dalam rangka percepatan PAT oleh Direktorat Serealia Dirjen TP, Dukungan Irigasi perpompaan dalam rangka percepatan PAT oleh Direktorat Irigasi Pertanian Ditjen PSP dan Dukungan pompanisasi dalam rangka percepatan PAT oleh Direktorat Alsin Ditjen PSP.
"Indah bunga dalam jambangan
Bunga pemberian pak empersi
Adakan Rakor Satgas Antisipasi Darurat Pangan
Untuk Perluasan tanam dan peningkatan produksi"