BSIP Riau Ikuti Forum Diskusi “Antisipasi El Nino” Kementerian Pertanian dan PERHIMPI
Kepala BSIP Riau, Dr Shannora Yuliasari, STP, MP beserta staf fungsional mengikuti forum diskusi dengan tema “Meskipun El Nino, Bisa Panen” yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Instrumen Pertanian bekerjasama dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) pada hari Selasa (04/07/2023) melalui zoom meeting.
Forum diskusi ini dihadiri Menteri Pertanian, Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H didampingi Sekjen Kementan, Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc dan Plt Kepala BSIP/Ketua PERHIMPI, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si.
Menteri Pertanian dalam sambutannya menyampaikan forum diskusi ini sebagai upaya serius menemukan alternatif, program, langkah aksi sebagai antisipasi dampak El Nino. BSIP dan PERHIMPI sebagai unsur penting untuk menentukan arah dalam penanganan dampak El Nino. PERHIMPI hadir sebagai sumber informasi yang telah memiliki pengalaman dalam penanganan dampak El Nino. Langkah untuk mengatasi dampak El Nino adalah pertama dengan membangun mindset/agenda intelektual untuk mendorong sektor pertanian dalam menghadapi dampak El Nino, kedua dengan agenda action program tahapan menghadapi El Nino baik pada aspek budidaya, pasca panen, manajemen market persediaan pangan. Selanjutnya dilakukan mapping daerah yang terdampak El Nino serta tetapkan metode/ perlakuan per daerah.
Plt Kepala BSIP/Ketua PERHIMPI melaporkan forum sebagai tindak lanjut arahan Presiden dan Menteri Pertanian untuk antisipasi dan mitigasi dampak El Nino. BMKG menyatakan akhir juli sampai agustus 2023 akan terjadi El Nino di beberapa daerah dari kategori rendah hingga sedang. Program hemat air, hemat panen, gerakan tanam serta pertanian terintegrasi yang sudah dilaksanakan harus tetap dilanjutkan dalam upaya mengadapi dampak El Nino. Forum diskusi ini dihadiri narasumber dari PERHIMPI dan juga praktisi pertanian yang akan memaparkan success story dalam antisipasi dampak El Nino di bidang pertanian.
Ketua Dewan Penasehat PERHIMPI, Prof Dr Justika S Baharsyah menyampaikan bahwa PERHIMPI sebagai organisasi sudah berperan selama 44 tahun dalam memberikan masukan untuk penanganan dampak El Nino, salah satunya dengan menginisiasi program hemat air pada tahun 1994 yang dicanangkan oleh Presiden RI. “ Iklim dan cuaca bukan ancaman dan faktor pembatas, namun sebagai sumber daya alam yang berperan sebagai faktor produksi” terangnya.
Forum diskusi dimulai dengan pemaparan materi “Pengarusutamaan Tata Kelola Dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dalam antisipasi perubahan iklim oleh Prof. Dr. Yonny Koesmaryono. Dalam El Nino 2023 diperkirakan lemah-moderat sehingga diperkirakan adanya keterlambatan kemarau, namun jika perkembangan El Nino menguat maka situasi yang lebih kering akan terjadi. Upaya peningkatan kapasitas SDM melalui sekolah lapang iklim, peningkatan kapasitas PPL, leningkatan kapasitas sistem informasi digital, efisiensi produksi melalui pemilihan komoditas/varietas, penggunaan pupuk tepat waktu dan jumlah, manajemen pengelolaan OPT, pengelolaan air, pola tanam optimal (Kalender Tanam Terpadu) serta kehadiran pemerintah sebagai fasilitator.
Materi Pengelolaan Kelembagaan dan Pemberdayaan Petani dalam Rangka Adaptasi Perubahan Iklim disampaikan oleh Prof Dr Yunita T Winarto. Dalam mitigasi dampak El Nino diperlukan peran serta petani secara langsung dalam pengamatan iklim sehingga petani memahami dan dapat menerapkan. Salah satu upaya penerapan antisipasi dampak El Nino yaitu menyegerakan jadwal tanam, pengolahan tanah minimal, penggunaan mulsa jerami kering, penggunaan varietas padi umur muda, serta mengubah pola tanam dari padi ke hortikultura.
Selanjutnya disampaikan success story dari tokoh penerima penghargaan pengabdi lingkungan, Suswaningsih, STP dan Juwari dengan judul “Mengubah lahan tandus menjadi lahan produktif” dan “Implementasi teknologi panen dan hemat air pada lahan kering”